Ikan Salae Sibahut telah lama
menjadi masakan kegemaran bagi
masyarakat Medan, Sumatera Utara. Maka bagi warga di perantauan, Ikan Salae Sibahut menjadi masakan pengobat kerinduan terhadap kampung halaman.
Sibahut adalah nama populer bagi
sebagian besar warga Sumatera Utara untuk ikan Lele. Selain mengenalnya dengan
nama Sibahut, juga disebut dengan nama Tikkalang. Ikan yang tidak memiliki
sisik dan punya senjata rahasia
dikiri dan kanan kepalanya itu, memang ditemukan dihampir semua sungai yang ada
di desa-desa Sumatera Utara.
Sebutan Tikkalang bagi Ikan Lele atau Sibahut, juga sangat popular bagi etnis Batak Toba dan etnis Mandailing. Saat ini, Tikkalang banyak ditemukan di sungai-sungai kecil di Hopong yang dikenal sebagai desa paling terpencil dan terbelakang di Provinsi Sumatera utara.
Sebutan Tikkalang bagi Ikan Lele atau Sibahut, juga sangat popular bagi etnis Batak Toba dan etnis Mandailing. Saat ini, Tikkalang banyak ditemukan di sungai-sungai kecil di Hopong yang dikenal sebagai desa paling terpencil dan terbelakang di Provinsi Sumatera utara.
Dalam sejarahnya, Ikan Salae
Sibahut sudah dikenal sejak tempo dahoeloe di desa-desa Sumatera Utara. Saat
musim tanam padi tiba, petani biasanya mengosongkan kolam ikan, karena akan
ditanami padi. Maka agar ikan-ikan tersebut
tidak busuk, petani mengawetkannya dengan metode pengasapan di Salean
(tempat yang dibuat dari bambu dan dihamparkan diatas perapian).
Dengan cara tersebut, masyarakat
desa dapat menikmati ikan tanpa henti hingga beberapa bulan. Biasanya, warga
desa menjadikan Ikan Salae Sibahut sebagai
stok lauk pauk jangka panjang. Mereka memasaknya dengan cara digulai,
disambal dan menjadikan sebagai campuran pelengkap daun ubi tumbuk yang sangat
sedap.
Karena itu, bagi warga Sumatera
Utara yang lahir dan besar di pedesaan, masih sangat merindukan Ikan Salae
Sibahut. Walau sudah menjadi Jenderal
atau menteri, orang Sumatera Utara yang lahir di desa pasti merindukan masakan Ikan
Salae Sibahut tersebut.
Pengalaman CV Mitra Waridi
Investama yang memproduksi Ikan Salae Sibahut, umumnya konsumen di luar negeri seperti Malaysia dan Brunai
Darussalam yang memesan Ikan Salae Sibahut adalah orang-orang yang memiliki
sejarah masa kecil di desa-desa daerah Sumatera Utara.
Mereka yang
kini bekerja dan menetap di negara tetangga itu, mengaku memesan Ikan Salae
Sibahut untuk mengobati kerinduan atas masakan khas yang dahoeloe sering
disajikan dainang dohot oppung (emak dan nenek) saat masih di kampung.
CV Mitra Waridi Investama yang memproduksi Ikan Salae Sibahut, juga tetap mempertahankan dan memahami tradisi masa lalu itu.
Penggunaan teknologi pengasapan semi modern, semata hanya untuk menjaga kualitas dan kebersihan produk. Dengan
rahasia yang diwariskan leluhur secara turun-temurun, Ikan Salae Sibahut tetap menjaga kekhasan, sehingga rasanya tetap enak setiap waktu.
CV Mitra Waridi Investama tetap
mengontrol kualitas Ikan Salae Sibahut.
Produk yang dipasarkan, kini menggunakan kemasan vakum, sehingga tetap steril, higienis dan tahan
lama. Dengan kemasan tersebut, proses
pengiriman ke pelanggan juga menjadi lebih efisien dan praktis.***